5 Alutsista terbaru Indonesia

Related

1. MBT Leoprad 2, Tank Tempur Terganas di Dunia

Jerman dikenal sebagai negara dengan teknologi militer yang sangat tinggi. Bahkan pasca kalah di perang dunia ke-II, negeri ini terus berbenah hingga akhirnya menjadi juragan tank paling disegani di dunia. Salah satu tank pling bagus, canggih, dan diminati oleh banyak sekali negara di dunia termasuk Indonesia adalah Leopard 2.
MBT Leoprad 2 [image source]

Tank ini sebenarnya sudah diproduksi sejak tahun 1979. Namun selalu memiliki pembaruan komponen dalam kurun waktu tertentu. Saat ini Indonesia sudah memesan sekitar 100 buah dan akan dijalankan oleh TNI AD. Penambahan jenis tank tempur ini akan membuat Indonesia semakin kuat di darat dan susah ditembus oleh musuh yang berniat untuk masuk dan menyerang.

2. MLRS Astros II Mk6, Peluncur Roket Paling Gahar

Ada beberapa alasan kenapa Indonesia akhirnya membeli MLRS Astros II Mk6. Pertama karena negara ini berada di kawasan khatulistiwa yang dikelilingi oleh negara besar seperti Australia, Tiongkok, hingga Malaysia dan Thailand. Memiliki peluncur roket ini akan membuat Indonesia semakin disegani dan negara tersebut tidak akan berani mengusik.
MLRS Astros II Mk6 [image source]

Alasan selanjutnya karena sektor roket masihlah kurang di Indonesia. Pembelian peluncur roket itu akan menurunkan ancaman serangan dari negara lain. Memiliki MLRS Astros II Mk6 akan membuat Indonesia jadi lebih ganas. Jika sampai ada negara yang mengusik, roket uang jumlahnya banyak bisa diluncurkan secara serentak.


3. Helikopter Apache AH 64E.



Helikopter canggih produksi Amerika Serikat. Indonesia baru memiliki delapan uni Heli Apache AH 64E ini dengan teknologi lebih mutakhir dibandingkan milik Singapura. 

Apache merupakan helikopter digital pertama yang dimiliki TNI.
Helikopter-helikopter itu kini sudah ada di Hanggar Skadron 11/Serbu, Pangkalan Udara Utama Ahmad Yani Penerbang TNI Angkatan Darat (Penerbad), Semarang, Jawa Tengah.

Terdapat tiga senjata utama yang tertanam di Apache AH 64E. Pertama, automatic gun Canon 30 mm yang bisa menembus baja 2-5 sentimeter. Kedua, roket untuk menghancurkan musuh berjarak 7 Km. Ketiga, misil air to ground.


4. Kapal Selam Nagapasa 403 dan Ardadedali 404.


Dua kapal selam andalan TNI AL ini merupakan produksi Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korea Selatan. Kedua kapal selam ini merupakan dua dari total tiga kapal selam yang dipesan pemerintah Indonesia dari pemerintah Korea Selatan.
Kapal Selam Nagapasa 403 ini dilengkapi sistem persenjataan terkini dengan peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan. Termasuk torpedo Black Shark buatan Italia.
Panjang kapal selam ini 61,3 meter, mampu menampung 40 kru kapal. Kecepatan kapal mencapai 21 knot di bawah air dan 12 knot di permukaan ini mampu belayar lebih dari 50 hari.
Saat ini, Indonesia tengah mengembangkan Kapal Alugoro-405 di Dermaga Fasilitas Kapal Selam PT PAL (Persero) Surabaya, Jawa timur. Nantinya, kapal selam tersebut akan bergabung di Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmada II bersama dengan empat kapal selam sebelumnya, yakni KRI Cakra-401, KRI Nanggala-402, KRI Nagapasa-403, dan KRI Ardadedali-404.


5. Sukhoi Su-35
Alutsista TNI AU
Sukhoi Su-35 adalah salah satu pesawat tempur Rusia yang tak bisa dianggap sebelah mata oleh para pesaingnya di Barat. Pesawat generasi 4++ ini adalah jet tempur multi peran dengan waktu jelajah tinggi.
Pada tahun 2019, dua Sukhoi Su-35 tiba di Indonesia dan  menjadi pesawat tempur canggih milik TNI. Pertimbangan TNI AU memilihnya karena pesawat ini bandel, mudah dioperasikan dan mampu bermanuver ekstrem tanpa takut pesawat akan hilang kendali.
Pesawat dilengkapi persenjataan Air to Air Missile, Air To Ground Missile, Bomb, Ground Suport Equipment, Simulator, Spare Part termasuk mesin cadangan.

1. Pesawat tempur Rafale memiliki berbagai fungsi (omnirole) Dassault Aviation, produsen pesawat tempur Rafale, menyebut pesawat ini memiliki berbagai fungsi atau omnirole. Pesawat ini bisa digunakan untuk pertahanan udara, mencegah musuh masuk ke wilayah kita, mengawasi wilayah musuh tanpa terdeteksi, membidik sasaran dari jarak yang dinamis, dan melakukan serangan udara dengan presisi. Pesawat ini juga digunakan sebagai pesawat anti-serangan rudal kapal perang. 2. Pengisian bahan bakar antar-pesawat Pesawat Rafale juga memiliki kemampuan buddy-buddy refueling. Dalam situasi tempur, pesawat jet yang kehabisan bahan bakar bisa meminta bantuan dari pesawat jet lainnya untuk mengisi bahan bakar di udara sehingga tidak perlu ke kapal induk atau mendarat lebih dulu untuk mengisi bahan bakar. (Baca: Jokowi Minta Prabowo Ubah Belanja Alutsista jadi Investasi Pertahanan) 3. Sistem persenjataan canggih Rafale mampu mengoperasikan sistem persenjataan canggih, seperti rudal MICA yang bisa membidik target yang berada di luar jangkauan visual (beyond visual range/BVR). Ada juga rudal jarak jauh bernama METEOR yang dikombinasikan dengan rudal udara bertenaga jet. Lalu, ada Highly Agile and Manoeuvrable Munition Extended Range (HAMMER) yang merupakan roket modular yang bisa membidik target di udara maupun di darat dengan presisi, menggunakan global positioning system (GPS) maupun sensor infra merah. Rafale juga dilengkapi dengan bom yang dipandu sinar laser dengan hulu ledak berbobot 250 kg hingga 1 ton. (Baca: Konflik Iran vs AS, Ini 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia) 4. Sistem sensor aktif radar elektronik Dassault Aviation menyebut Rafale sebagai satu-satunya pesawat tempur Eropa yang menggunakan sensor radar elektronik. Sistem radar yang dikembangkan oleh Thales dengan nama RBE2 itu bisa mendeteksi ancaman lebih cepat dan melacak beberapa target sekaligus. Rafale juga dilengkapi dengan sistem Front Sensor Optronics (FSO) yang diintegrasikan penuh ke pesawat. FSO beroperasi pada panjang gelombang optronik sehingga kebal terhadap pemblokiran radar. Sistem ini juga memungkinkan pesawat melacak target di udara, air, maupun daratan dengan laser beresolusi tinggi. (Baca: Elang Hitam, Drone Buatan Indonesia) Selain Indonesia, negara mana yang menggunakan pesawat jet tempur Rafale? India sudah lebih dulu memesan pesawat jet tempur Rafale sebanyak 36 unit seharga US$ 8,78 miliar pada 2016. Pesawat pertama telah diserahkan menhan Prancis kepada Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, pada Oktober 2019. Seperti dilansir Business Insider, pembelian pesawat tempur ini sempat ditolak oleh Partai Kongres Nasional India. Partai itu menuduh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi membeli pesawat dengan harga tiga kali lebih mahal dibandingkan harga yang ditawarkan kepada partai oposisi sebelum Modi berkuasa pada 2014.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Mengintip Kecanggihan Pesawat Tempur Rafale dari Prancis" , https://katadata.co.id/berita/2020/01/23/mengintip-kecanggihan-pesawat-tempur-rafale-dari-prancis
Penulis: Hari Widowati
Editor: Hari Widowati
1. Pesawat tempur Rafale memiliki berbagai fungsi (omnirole) Dassault Aviation, produsen pesawat tempur Rafale, menyebut pesawat ini memiliki berbagai fungsi atau omnirole. Pesawat ini bisa digunakan untuk pertahanan udara, mencegah musuh masuk ke wilayah kita, mengawasi wilayah musuh tanpa terdeteksi, membidik sasaran dari jarak yang dinamis, dan melakukan serangan udara dengan presisi. Pesawat ini juga digunakan sebagai pesawat anti-serangan rudal kapal perang. 2. Pengisian bahan bakar antar-pesawat Pesawat Rafale juga memiliki kemampuan buddy-buddy refueling. Dalam situasi tempur, pesawat jet yang kehabisan bahan bakar bisa meminta bantuan dari pesawat jet lainnya untuk mengisi bahan bakar di udara sehingga tidak perlu ke kapal induk atau mendarat lebih dulu untuk mengisi bahan bakar. (Baca: Jokowi Minta Prabowo Ubah Belanja Alutsista jadi Investasi Pertahanan) 3. Sistem persenjataan canggih Rafale mampu mengoperasikan sistem persenjataan canggih, seperti rudal MICA yang bisa membidik target yang berada di luar jangkauan visual (beyond visual range/BVR). Ada juga rudal jarak jauh bernama METEOR yang dikombinasikan dengan rudal udara bertenaga jet. Lalu, ada Highly Agile and Manoeuvrable Munition Extended Range (HAMMER) yang merupakan roket modular yang bisa membidik target di udara maupun di darat dengan presisi, menggunakan global positioning system (GPS) maupun sensor infra merah. Rafale juga dilengkapi dengan bom yang dipandu sinar laser dengan hulu ledak berbobot 250 kg hingga 1 ton. (Baca: Konflik Iran vs AS, Ini 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia) 4. Sistem sensor aktif radar elektronik Dassault Aviation menyebut Rafale sebagai satu-satunya pesawat tempur Eropa yang menggunakan sensor radar elektronik. Sistem radar yang dikembangkan oleh Thales dengan nama RBE2 itu bisa mendeteksi ancaman lebih cepat dan melacak beberapa target sekaligus. Rafale juga dilengkapi dengan sistem Front Sensor Optronics (FSO) yang diintegrasikan penuh ke pesawat. FSO beroperasi pada panjang gelombang optronik sehingga kebal terhadap pemblokiran radar. Sistem ini juga memungkinkan pesawat melacak target di udara, air, maupun daratan dengan laser beresolusi tinggi. (Baca: Elang Hitam, Drone Buatan Indonesia) Selain Indonesia, negara mana yang menggunakan pesawat jet tempur Rafale? India sudah lebih dulu memesan pesawat jet tempur Rafale sebanyak 36 unit seharga US$ 8,78 miliar pada 2016. Pesawat pertama telah diserahkan menhan Prancis kepada Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, pada Oktober 2019. Seperti dilansir Business Insider, pembelian pesawat tempur ini sempat ditolak oleh Partai Kongres Nasional India. Partai itu menuduh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi membeli pesawat dengan harga tiga kali lebih mahal dibandingkan harga yang ditawarkan kepada partai oposisi sebelum Modi berkuasa pada 2014.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Mengintip Kecanggihan Pesawat Tempur Rafale dari Prancis" , https://katadata.co.id/berita/2020/01/23/mengintip-kecanggihan-pesawat-tempur-rafale-dari-prancis
Penulis: Hari Widowati
Editor: Hari Widowati
1. Pesawat tempur Rafale memiliki berbagai fungsi (omnirole) Dassault Aviation, produsen pesawat tempur Rafale, menyebut pesawat ini memiliki berbagai fungsi atau omnirole. Pesawat ini bisa digunakan untuk pertahanan udara, mencegah musuh masuk ke wilayah kita, mengawasi wilayah musuh tanpa terdeteksi, membidik sasaran dari jarak yang dinamis, dan melakukan serangan udara dengan presisi. Pesawat ini juga digunakan sebagai pesawat anti-serangan rudal kapal perang. 2. Pengisian bahan bakar antar-pesawat Pesawat Rafale juga memiliki kemampuan buddy-buddy refueling. Dalam situasi tempur, pesawat jet yang kehabisan bahan bakar bisa meminta bantuan dari pesawat jet lainnya untuk mengisi bahan bakar di udara sehingga tidak perlu ke kapal induk atau mendarat lebih dulu untuk mengisi bahan bakar. (Baca: Jokowi Minta Prabowo Ubah Belanja Alutsista jadi Investasi Pertahanan) 3. Sistem persenjataan canggih Rafale mampu mengoperasikan sistem persenjataan canggih, seperti rudal MICA yang bisa membidik target yang berada di luar jangkauan visual (beyond visual range/BVR). Ada juga rudal jarak jauh bernama METEOR yang dikombinasikan dengan rudal udara bertenaga jet. Lalu, ada Highly Agile and Manoeuvrable Munition Extended Range (HAMMER) yang merupakan roket modular yang bisa membidik target di udara maupun di darat dengan presisi, menggunakan global positioning system (GPS) maupun sensor infra merah. Rafale juga dilengkapi dengan bom yang dipandu sinar laser dengan hulu ledak berbobot 250 kg hingga 1 ton. (Baca: Konflik Iran vs AS, Ini 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia) 4. Sistem sensor aktif radar elektronik Dassault Aviation menyebut Rafale sebagai satu-satunya pesawat tempur Eropa yang menggunakan sensor radar elektronik. Sistem radar yang dikembangkan oleh Thales dengan nama RBE2 itu bisa mendeteksi ancaman lebih cepat dan melacak beberapa target sekaligus. Rafale juga dilengkapi dengan sistem Front Sensor Optronics (FSO) yang diintegrasikan penuh ke pesawat. FSO beroperasi pada panjang gelombang optronik sehingga kebal terhadap pemblokiran radar. Sistem ini juga memungkinkan pesawat melacak target di udara, air, maupun daratan dengan laser beresolusi tinggi. (Baca: Elang Hitam, Drone Buatan Indonesia) Selain Indonesia, negara mana yang menggunakan pesawat jet tempur Rafale? India sudah lebih dulu memesan pesawat jet tempur Rafale sebanyak 36 unit seharga US$ 8,78 miliar pada 2016. Pesawat pertama telah diserahkan menhan Prancis kepada Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, pada Oktober 2019. Seperti dilansir Business Insider, pembelian pesawat tempur ini sempat ditolak oleh Partai Kongres Nasional India. Partai itu menuduh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi membeli pesawat dengan harga tiga kali lebih mahal dibandingkan harga yang ditawarkan kepada partai oposisi sebelum Modi berkuasa pada 2014.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Mengintip Kecanggihan Pesawat Tempur Rafale dari Prancis" , https://katadata.co.id/berita/2020/01/23/mengintip-kecanggihan-pesawat-tempur-rafale-dari-prancis
Penulis: Hari Widowati
Editor: Hari Widowati

Related Posts

0 Response to "5 Alutsista terbaru Indonesia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel