ASAL NAMA "INDONESIA".
Indonesia adalah negara di benua asia tepatnya di asia
tenggara yang terletak di tengah garis khatulistiwa, biasanya untuk menyebut
indonesia Nama alternatif yang biasa dipakai adalah nusantara.dahulu bangsa
arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan
jawa)Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama Bahasa Arab, luban
jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan
dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra. Sampai
hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh
orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam
bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatra), Sholibis (Pulau
Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya
Jawa"). pada zaman penjajahan penjajahan belanda, nama yang digunakan
untuk menyebut wilayah indonesia adalah Hindia Belanda.Eduard Douwes Dekker
(1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama
yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde",
yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (dalam bahasa Latin
"insula" berarti pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya
kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan
di awal abad ke-2.
jika sejak zaman dahulu bangsa-bangsa yang datang ke wilayah
Nusantara termasuk belanda menyebutnya dengan nama yang berbeda-beda,,
bagaimanakah nama indonesia bisa tercipta??.
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah
tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI:
"Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur"), yang dikelola oleh James
Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari
Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa
Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai
redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl
menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and
Malay-Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa
Papua, Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl
menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau
Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama
Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl
mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos"
dalam bahasa Yunani berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu
tertulis (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris):
"... Penduduk
Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi "Orang
Indunesia" atau "Orang Malayunesia"".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan
Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat
untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan
Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl
berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam
tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai
istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James
Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago
("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun
menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan yang sekarang dikenal sebagai
Indonesia, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia")
terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang
dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik.
Maka lahirlah istilah Indonesia. Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan
Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah orang India, sebuah
julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan
tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia):
"Mr Earl
menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan
mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni
"Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau
Hindia atau Kepulauan Hindia"
Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama
"Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun
pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan
geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin
yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die
Inseln des Malayischen Archipel ("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan
Melayu") sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika
mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah
yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda,
sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan
Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam
Encyclopedie van Nederlandsch-Indiƫ tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian
mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Ki hajar dewantara adalah salah satu pribumi yang
menggunakan istilah "indonesia". ia mendirikan sebuah biro pers
dengan nama Indonesische Persbureau. kata Indonesische adalah pelafalan
indonesia dalam bahasa belanda. di hindia belanda pula saat itu banyak organisasi pribumi yang mengunkan istilah indonesia. sehingga nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa, dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 oktober 1928,yang kini dikenal dengan nama sumpah pemuda. disaat masa kependudukan jepang istilah hindia belanda mulai lenyap dan istilah indonesia mulai dikenal secara luas,sampai pada tanggal 17 agustus 1945,menyusul proklamasi kemerdekaan,indonesia akhirnya dikenal dengan "REPUBLIK INDONESIA".
0 Response to "ASAL NAMA "INDONESIA"."
Post a Comment