kasih sayang kakek terhadap kepada cucunya

Related

Ini hanyalah sebuah pengalaman ketika melihat kakek bersama cucu-cucunya. Kehadiran cucu adalah hiburan tersendiri bagi kakek. Berbagai macam cara dilakukan kakek agar cucu-cucunya betah bersama kakek dirumahnya. Bisa dibayangkan bagaimana rasa sayang kakek terhadap cucu. Sepertinya, rasa sayang itu melebihi rasa sayangnya terhadap anak-anaknya sendiri.
Besarnya rasa kasih sayang kakek kepada cucu, terkadang bisa menjadi cara seorang cucu untuk mendapatkan apa yang diinginkannya melalui jalur kakek. Misalnya, ketika anak meminta makanan yang disukainya disebuah warung. Terkadang orangtua tidak mengizinkan dengan alasan batuk, tidak bergizi, kemahalan dan segala kalimat untuk menolak keinginan anaknya.
Namun, Bagaimana dengan kakek?
Kakek sering memberikan lebih dari yang diminta cucunya. Cucunya hanya minta satu, tapi kakek memberikan dua. Inilah kakek, mungkin kita jarang sekali melihat seorang kakek yang menolak keinginan cucunya.
Rasa sayang yang lebih dari seorang kakek terhadap cucu juga bisa kita dapati di dalam Arrahiqul Makhtum yang ditulis Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfury yang mengkisahkan sedikit peran Abdul Muththalib, kakek nabi. Setidaknya ada 3 suasana yang ditemukan saat Abdul Muththolib bersama nabi.
Pertama : Setelah Aminah ( ibu Nabi) melahirkan, dia mengirim utusan ke tempat kakeknya, untuk menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran cucunya. Maka Abdul Muththalib datang dengan perasaan suka cita, lalu membawa Muhammad kecil ke dalam ka’bah, seraya berdo’a kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya. Dia memilih nama Muhammad bagi beliau. Nama yang belum dikenal di kalangan bangsa arab.
Kedua : Saat Nabi menjadi yatim piatu, Nabi kembali kepangkuan sang kakek. Saat bersama kakek, Ibnu Hisyam berkata,” ada sebuah dipan yang diletakkan di ka’bah untuk Abdul Muththalib. Kerabatnya biasa duduk disekeliling dipan itu hingga Abdul Muththalib keluar ke sana, dan tak seorang pun yang berani duduk di dipan itu, sebagai penghormatan terhadap dirinya. Saat Nabi kecil nabi duduk di atas dipan itu.
Paman-paman beliau langsung memegang dan menahan agar tidak duduk di dipan itu. Tatkala Abdul Muththalib melihat kejadian ini, dia berkata, “biarkanlah anakku ini. Demi Allah sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung.” Kemudian Abdul Muththalib duduk bersama beliau di atas dipannya, sambil mengelus-elus punggung nabi dan senantiasa merasa gembira terhadap apapun yang beliau lakukan.
Ketiga : Nabi bersama kakek dari usia 6 tahun sampai 8 tahun 2 bulan 10 hari.
Dari ketiga suasana kisah Abdul Muththalib, menggambarkan sebuah inspirasi yang diinginkan oleh para cucu. Kakek seperti apa yang diingin oleh cucu-cucu..?
Beginilah Inspirasinya,
Inspirasi pertama : kata cucu, aku ingin kakek memberikan usulan nama.
Nama Muhammad adalah pemberian kakek. Bukan berarti ini sebuah keharusan yang diberikan kepada kakek. Peran kakek dalam mengusulkan sebuah nama untuk cucunya adalah salah satu bentuk penghargaan seorang anak terhadap orangtuanya. Sangat memungkinkan kakek akan merasa di “wong ke”, ketika dimintakan pertimbangan soal nama untuk cucunya. Karena nabi sudah menjadi yatim sebelum lahir, maka kakek mempunyai peran besar atas pemberian nama untuk Muhammad.
Inspirasi kedua : kata cucu, aku ingin kakek berdo’a
Abdul Muththalib membawa nabi kecil ke dalam ka’bah dan berdo’a. Ini adalah peran kakek selanjutnya. Mintalah kakek pergi ke rumah Allah ( masjid), kalau punya uang setiap kelahiran berangkat ke makkah … Minta do’a khusus dari sang kakek untuk cucunya. Karena rasa sayang yang sangat besar dari seorang kakek terhadap cucu, maka akan terasa lepas tanpa beban jika kakek mendo’akan cucunya.
Inspirasi ketiga : kata cucu, aku ingin kakek menceritakan kesuksesannya.
Dipan yang menjadi tempat khusus untuk abdul Muththalib, merupakan sebuah kesuksesan seorang kakek yang disegani oleh orang-orang disekelilingnya. Kehebatan kakek ini sangat membantu cucunya melihat keteladan langsung dari sang kakek.
Inspirasi keempat : kata cucu, aku ingin kakek berfikir positif tentang masa depanku
Abdul Muththalib tidak melarang nabi kecil naik ke atas dipannya. Justru dia mengatakan “ biarkanlah anakku ini. Demi Allah sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung.”. Dipan yang menjadi kursi istimewa untuk kakek, menjadi saksi bisu atas kalimat seorang kakek. Nabi pun menjadi orang yang agung, dan membawa risalah islam sepanjang zaman.
Inspirasi kelima : kata cucu, aku ingin kakek tidak lama memberikan kasih sayang yang lebih kepadaku.
Masa kebersamaan Abdul Muththalib bersama nabi hanya dua tahun dua bulan sepuluh hari. Tidak terlalu lama, dikarenakan kakeknya meninggal dunia. Tidak lamanya kakek bersama nabi bukan keinginan nabi, tapi ini atas kehendak Allah. Ada inspirasi dari kehendak Allah terhadap takdir seorang kakek bersama nabi.
Inspirasnya adalah perlu diatur intensitas pertemuan seorang anak terhadap kakek. Karena rasa sayangnya yang berlebih, kalau terlalu berlebihan rasa sayang itu dan terlalu lama diberikan akan menghilangkan konsep-konsep hidup yang lainnya.
Begitulah kakek yang diinginkan oleh cucu-cucu.
Yuk, kita bersiap jadi kakek…
kapan?

Related Posts

0 Response to "kasih sayang kakek terhadap kepada cucunya "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel