Pergaulan yang buruk merusak kebiasan yang baik


Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.

Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. 
Begitu kata pepatah. Belakangan ini, aku melihat sendiri dampak dari akibat pergaulan yang buruk. Terlebih memang itu yang ku alami sekarang. Saat ini aku merasa bahwa aku lah yang sebenarnya bersalah atas kejadian yang menimpa ku belakangan ini.

           Itu bermula saat usia ku menginjak tujuh belas tahun, usia seperti ku saat ini memang rentan untuk terkena arus perkembangan zaman. Pada mulanya aku berkenalan dengan seorang teman. Dia murid pindahan sekolah lain namanya adalah Kezia. Kezia terkenal sebagai murid yang pandai bergaul dengan siapa saja, sikapnya yang welcome kepada semua orang menjadikan dirinya populer di kalangan teman ku. Dia memang di anugrahkan wajah yang cantik, kulit yang putih serta tinggi yang semampai. Belakangan ini, aku dekat dengannya. Kami sering belajar bersama, makan bersama sampai bermain bersama. Awal nya aku mengira kezia adalah orang yang dapat memahami ku sebagai seorang teman, dia berbeda dengan teman-temanku, jika teman-teman ku hobinya make up dan belanja lain hal nya dengan Kezia dia terlihat santai dengan penampilannya.
               " Mol, gue bosen nih belajar melulu. Main yuk?" Ajak Kezia, saat itu kita sedang belajar bareng. Karna aku juga sudah bosan dengan pelajaran MTK aku mengiyakan ajakkannya. Alhasil kita pun pergi ke sebuah Mall di bilangan Jakarta Barat. Disitu aku dan Kezia menghabiskan waktu kami untuk bermain, berkeliling mall bahkan makan. Sesampai nya dirumah aku menyadari banyak tugas yang ku lewatkan akibat bermain seharian tadi. Mau gak mau, dengan waktu yang sudah memasuki jam 24.00 aku masih terjaga mengerjakan tugas. 

Molly, gue kerumah lu yah..
From: Kezia
               Sebuah pesan masuk dari handphone ku, aku kaget melihat pesannya. Sudah gila kah dia? jam 12.00 malam mau main kerumah orang? apa kata orangtua ku kalau dia tahu? Aku sengaja tidak membalas pesannya. Ke esokkannya kezia tidak masuk kelas, aku mencoba menghubunginya namun tidak ada jawaban dari nya. 
                  " Hallo.." Terdengar suara dari seberang sana. Nomor yang tidak kuketahui mencoba menelepon ku berulang-ulang kali. " Iyaa.. Ini siapa yah?" Jawabku. " Oh, syukurlah kamu temannya kezia yah? Saya mamanya, bisa kah kamu mencari tahu kezia ada dimana? Soalnya tante coba hubungi ke nomornya tidak bisa" Jantungku seakan berhenti. Lho, kukira Kezia sakit atau dia malas kesekolah ternyata memang dia tidak ada dirumah. " Iya tante nanti aku usahakan" Jawabku. Lantas mau aku cari dimana Kezia. Ada satu hal yang tidak aku sukai dari Kezia, kezia sering bertindak seenaknya. Dia selalu mengganggap kebiasaanya ini baik apabila dia main hingga larut malam. Belakangan ini aku tahu dari Kezia langsung bahwa dia sering pergi menginap kerumah pacarnya. Pacarnya? Astaga. Sontak aku kaget. 
               " Astaga key, lu gila yah? Nyokap lu sampe nyariin ke gue? Lu malah asik nginep gitu? emang lu gak kasian apa sama nyokap lu?" Tanya ku panik. " Udah biasa kali, nyokap gue mah selalu gitu. Terlalu mendrama. " Jawabnya seenaknya. " Mol, mending ikut gue yuk, kita main dulu sebentar aja kok" Ajak nya. Aku selalu kalah dengan dia, dan apapun keinginanya selalu saja aku tidak bisa menolaknya. Akhirnya aku mengiyakan ajakkannya. 
                   Kami pun tiba di sebuah Mall, waktu itu sudah sore menjelang malam. Aku lupa memberi kabar ke orangtua ku.  Kulihat Kezia membawa ku ke sebuah bar lounge yang terdapat di sebuah hotel. Jelas aku merasa kaget dan tidak biasa melihat apa yang ada didepanku. " Key, gue pulang yah. Gue takut main kesini" Kataku. " Mol, kita disini buat main bukan buat apa-apa. Udah santai aja" Katanya menahanku. Akhirnya aku tertuduk dipojokan sofa menatap sekelilingku. Banyak pengunjung yang hadir. Tidak lama kemudian aku melihat Kezia sedang bersama teman laki-lakinya ku pikir itu adalah kekasihnya kezia. Laki-laki itu sepantaran Kezia, dengan rambut agak sedikit di modis dengan kemeja putih lengan panjang mengandeng tangan Kezia. 
               " Mol, sini deh gue kenalin dengan teman gue. June" Kata Kezia yang kemudian menggapai tangan ku untuk bersalaman dengan laki-laki itu. Ada sedikit rasa aneh menjalar di tubuhku saat berjabat tangan dengannya. Kemudian Kezia menawariku untuk minum, minum disini membuatku takut. Sebelumnya aku takut bersentuhan dengan minuman yang berbau bir dan sejenisnya tapi entah kenapa aku mengiyakan bujukan kezia. 

Selepas kemarin, aku memikirkan satu persatu kejadian demi kejadian yang begitu jelas ku ingat. Aku mengerti, aku telah terjebak dalam arus pergaulan yang tidak sehat. Aku meninggalakan teman-teman ku yang ku anggap beda dan memilih berteman dengan orang yang jelas membuatku hancur. Perkenalan ku dengan June telah membawa ku kedalam sensasi dunia malam. Aku menjerit dalam hatiku. Kenapa aku begitu bodoh? Belakangan ini, aku menjauh dari Kezia, tetapi itu tidak bisa mengembalikan keadaan seperti semula karna semua telah terjadi.


Note: Sebagai anak remaja dalam tahap peralihan diperlukan keyakinan dan pemahaman akibat dampak dari pergaulan yang tidak baik. Tentu itu akan sangat berpengaruh terhadap masa depan kita. Sadari apabila pergaulan tersebut merugikan diri kita dan lingkungan kita. Terima kasih dan God Bless





0 Response to "Pergaulan yang buruk merusak kebiasan yang baik"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel